Our Blog

RT 40 Yogtakarta

        Setelah sekian lama, aku kembali di tanah jawa. Dimana tata krama di utamakan, kelemah lembutan menjadi hal utama, dan patuh pada aturan adalah prinsip umum mereka. Yogyakarta, itulah kota tempat manusia manusia hebat ini bernaung. Banyak tokoh, hingga kisah kisah inspiratif yang berasal dari sana. Tapi di sini aku tidak akan bercerita tentang hal itu. Kisah kisah itu terlalu berat bila ku kisahkan sekarang, yang akan kuceritakan adalah kisah masa kecil ku di sana. Saat aku masih polos polosnya, saat aku tak tau dunia bisa sekejam apa. Aku kembali sebab mbakku (adik dari istri tulangku) akan melangsungkan pernikahan, dan ini kujadikan kesempatan untuk merindui kenangan yang tak dapat ku ingat.
         Aku pernah berada disana, cukup lama rasanya. Tapi menyebalkan, tak ada hal yang ku kenang disana. Jalannya, orang orangnya, bahkan tempat aku pernah bernaung pun tak dapat ku kenali. Hanya segelintir yang masih dapat ku kenang. Aku pernah berada di sana, 2 tahun lamanya. Bersama umi, dan tulang ku. Sisanya ? aku lupa. Kecewa yang sangat saat ada kesempatan kembali kesana. Tak ada nostalgia yang dapat kulakukan, seperti saat kukunjungi kota kelahiranku, atau kota tempat aku menghabiskan masa remaja. Kosong , sungguh tak ada kenangan yang terpatri. Hanya bisa mendengar kisah dari orang orang yang bertemu dengan ku, bagaimana nakalnya aku, tak bisa diam, penuh pertanyaan, lucu, dan yang pasti begitu patuh dengan umiku.
       Kabar yang pertama kali kuterima adalah nama nama kaawan ku masa kecil, bagaimana nasib mereka sekarang. Namun kesal memang, saat tak ada satu nama pun yang di sebutkan dapat ku ingat. Seperti kevin, yang katanya dulu teman baik ku semasa kecil. Dimana ia bermain, disitu pula aku ada, begitu pula sebaliknya. Atau tentang “nurul”, yang kabarnya telah menikah. Tapi sungguh aku tak bisa ingat akan dia, hanya kisah bahwa aku pernah membuat ia menangis. Karna ku tembak kan peluru bulat dari pistol mainan secara dekat ke tenggorokannya. Dan segelintir nama lainnya yang sungguh tak kutau, dan tak ku ingat. Serasa asing dan baru saat nama nama mereka di sebutkan. Kenapa aku tak mengingat apapun, semua nya seperti hilang begitu saja. 
       Ada lagi Kisah yang tak ku ingat ,tapi di ceritakan oleh ia yang di pangil mama olehku. Sungguh tak tau ada wanita lain yang ku beri panggilan yang sama layaknya “umi” dengan kata ganti “mama”, dan ternyata ada. Dia adalah wanita yang mengasuhku saat umi sedang sibuk sibuknya, dia yang menemaniku bermain, menyuapi ku juga, dan justru ku balas dengan perasaan cemas. Ia berkisah, saat dulu ia sedang menjagaku sambil menanti umi pulang dari kampus, aku tak sengaja terlelap dan ahirnya ia memindahkan aku ke kamar belakang, dan ia kembali sibuk dengan urusannya di ruang tengah. Tanpa ia sadari, aku terbangun, dan mungkin karena bosan. Aku melompat keluar, lewat jendela, dan berjalan sesuka hati membunuh bosan. Saat mama menyadari ke tiadaan ku di kamar, dengan bingungnya ia mencariku, hingga ahirnya memanggil orang yang ku panggil abang ”opik” namanya. Abang itu pun memanggil teman temannya, dan berangkat mencariku. Dengan perasaan was was, mereka mencari. Hingga hujan pun datang, namun mereka tetap teguh mencari, sambil kehujanan tanpa menghiraukan pakaian mereka yang basah. Mama ahirnya pun menangis, karna kekhawatirannya dan perasaan bersalah karna tak bisa menjagaku. Walau ternyata, aku di selamatkan oleh tetangga karna melihatku yang kehujanan. Hingga hujan usai aku di antarkan oleh mereka pulang, dan aku kembali dengan tawa dan tanpa rasa bersalah. Brengsek nya aku :(
       Kisah singkat yang membuat aku tersenyum pahit seusai mama bercerita, dan ingin berucap maaf saat ia selesai berkisah. Namun aku hanya dapat terdiam, dan membiarkan kata maaf itu menguap begitu saja. Maafin kenakalan gua ya ma, gua bocah emang rese dan nyusahin semua orang aja bisanya. Sekarang juga sama, tetep aja cuma bisa nyusahin, gatau caranya balas budi.
Di sela sela aku membantu mbakku mempersiapkan pernikahannya, aku di amanahkan untuk mengantarkan paket ke beberapa tetangga. Dengan di navigasikan oleh ponakanku yang cantik, khansa. Kami berangkat dan mengantarkan paket satu persatu, melewati jalan raya, memasuki gang gang kecil, melewati petak sawah, dan sungguh tak ada yang ku kenali satupun :( . esoknya bersama pamanku, ia menunjukkan wilayah garapanku, lapangan tempat aku bermain, tk ku dulu, mesjid tempat aku mengaji, hingga rumah yang ku huni dulu. Sama , tak ada kenangan yang muncul dari tempat tempat yang di tunjukkan. Kecewa , sedih, kesal akan ketololan ku sekarang.
       Sepenggal kisah akan aku dan masa laluku, di sbuah wilayah di yogyakarta, rt 40 tepatnya. Wilayah yang pernah ada dalam hidupku, namun telah lekang dari ingatanku, andai ada pengorbanan untuk mengingat masalalu itu kembali. Mungkin aku siap melakukannya. Terimakasih atas kenangan yang di berikan, maaf tak ada yang bisa ku ingat. Tapi mendengar cerita kalian, aku yakin bahwa masa kecilku bahagia, dan penuh dengan petualangan. Maaf bila kau yang sekarang begitu menyimpang dari norma yang kalian anut, beginilah aku menyikapi hidup. Berjalan di batas kemungkaran, dan menikmati semuanya dari kacamata mereka yang di abaikan.
 Selamat pagi, dari aku yang menulis kenangan tanpa ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bercerita Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.