Our Blog

Mahasiswa, Sang agen perubahan(?/!)




Mahasiswa jaman sekarang memilki sebuah harapan, predikat atau apapun istilahnya sebagai seorang Agent of change. Hal ini dapat terjadi dikarenakan mahasiswa/i ini dianggap mahluk yang lebih(Baca:berpendidikan) dari yang lain. Mereka di anggap mengetahui segala seuatu yang baru, sophisticated, lebih mahir dan berpengalaman dari mereka mereka di sekitar.

Tapi coba simak pembicaraan warung kopi ini

Q : Tapi, apakah benar? Mereka ini yang mendapat sumbangan kuliah dari bulir peluh rakyat kecil bisa membawa harapan kebangkitan untuk bangsa ini?

Y: lah, bukannya sekarangkan dunia perkuliahan telah menganut azas UKT, sistem UKT ini di katakan untuk lebih mempermudah pada mahasiswa yang kekurangan dalam membayar biaya kuliahnya, karna sistem UKT ini ialah sistem sumbangsih silang, jadi yang kaya membayar lebih untuk membayar yang kurang dalam membayar SPP nya. Dari pembahasan di atas, dapat sebuah pernyataan dong, kalo biaya kuliah duitnya bukan dari pemerintah,tapi dari sumbang silang.  Jadi , yang kaya ga dapet sumbangan, malah nyumbang kan? Jadi kalo segala mahasiswa dapat bantuan negara itu speak doang kan?

Q : Yap, untuk yang satu ini gua akui. Namun harus gua beritahu fakta yang lain ya. lu tau tentang sitem diskon bagi mahasiswa?  Yang ini lo, kalo kalian beli buku atau software biasanya dapat keringanan 30-50 %. Kalian tau kan? Itu bukan Cuma sekedar bantuan dari sebuah perusahaan terhadap mahasiswa, namun itu adalah program tak langsung yang di buat oleh pemerintah demi membantu mahluk mahluk yang katanya, bakal menjadi penerus bangsa, membuat negeri ini menjadi lebih baik.

Y : lah, andaikan ya kalo emang memang sistem diskon ini bukan dari anjuran dan sumbangsih pemerintah degan perantara perusahaan, dan malah diskon ini ada karna inisiatif sendiri oleh perusahaan itu, gimana? Masih nganggep bantuan pemerintah?

Q : hmm, kalo emang gitu silahkan berpikir lagi secara lebih jernih ya, kalo program diskon bukan karena arahan pemerintah tapi karna inisiatif sendiri, bukannya malah ini berarti ruang lingkup masyrakat sendiri yang ingin membantu, bukan lewat campur tangan pemerintah lagi? Bisa jadi karna mereka sadar akan apa yang para mahasiswa dapat bangun untuk kedepannya, dan berani untuk menginvestasikan keuntungannya untuk kita,kami para mahasiswa?

Y : ini yang ingin lo bahas apa sih?langsung bahas ginian? Merasa kita kurang niat gitu jadi mahasiswa? Ato gimana?

Q : gini lo sob, lu tau kan dengan harapan segenap bangsa untuk kita memperbaiki bangsa kedepannya, membuat Indonesia di segani oleh dunia?

Y : yap

Q : nah , sekarang lo pikir deh baik baik. Gimana jadinya nasib bangsa ini di tangan para mahasiswa yang kalo Bidikmisi(nooffense) nya turun malah foya, ganti gadget baru dan lalalala. Gimana nasib bangsa ini?

Y : ia , emang ada yang gitu, tapi masih banyak juga kan yang menggunakan uangnya dengan jauh lebih baik? Belajar dengan bener, dan IPK nya juga bagus?


Q : yakin lu bisa percaya dengan golongan yang kaya gini? Gini ya, Mahasiwa/i yang barusan lo sebut normalnya adalah mahluk yang Cuma tau : Kosan,kampus,warteg,perpus,dan segala lingkup peningkatan IP. Karna yang mereka bahas dan pikirin Cuma : laporan,cewe,lulus,kerja,kaya(bahagiain orangtua yang kebanyakan naikin haji),investasi saham ato ladang,nikah,mati,surga. Kupu – kupu kalo ga salah istilahnya.

Y : lah emang ini kan tujuan manusia?bahagiain orang tua? Masuk surga?

Q :? Gua gabilang itu jelek? Bahagiain orang tua ko hal buruk, perbuatan mulia ko. Cuman ya itu, mereka sering menaruh kepentingan orang banyak,di ahir dan bukan prioritas. Yang penting gua,dan orang sekeliling gua bahagia, bodo amat ama orang nun jauh disana. Sikap ini keliatan ko dari rsepon mahasiswa yang lelet akan informasi bangsanya sendiri. Yang cenderung bergerak buat nolong kalo ada sangkutan tentang Kampungnya,Agamanya,ama Cewenya.

Monolog

Jadi yang mau gua tekenin di sini adalah, para mahasiswa yang ber IPK tinggi cenderung berorientasi untuk kepentingan pribadinya. Sehingga nanti ketika telah lulus ia malah ga terlalu peduli untuk sekitar,fokus dengan hidup dan orang orang terdekatnya saja, paling banter ujungnya ia membuat seminar,buku ataupun kecaman(tergantung strata sosial atau ekonomi) supaya Indonesia menjadi lebih baik, bukan turun langsung ke lapangan. Segala kecaman mereka yang terucap hanya akan menjadi tumpukan dan kelak layaknya debu tertiup angin, fuuuh, dilupakan. Ketika mereka yang berintelek lah yang pasif, lalu siapa yang memegang kesempatan untuk membuat bangsa menjadi lebih baik? Kalau pun mahasiswa, kebanyakan yang ber IP rendah(nooffense), yang kalo kuliah suka cabut cabutan buat rapat ato demo. Kelak, mereka ketika memimpin malah melakukan keputusan yang kurang teliti, karna kurang mengerti, sedangkan mereka yang merngerti dan sadar hanya dapat bersuara tanpa pergerakan dan ahirnya hanya akan menjadi debu yang terabaikan.

Simpulan

Bukan menghina mereka Mahasiswa Kupu-Kupu, ataupun kura kura. Hal yang ingin gua tekankan adalah, buat mereka yang berpengetahuan lebih, ambilah keberanian untuk terjun ke politik,jadilah pemimpin. Karna bisa jadi, kursi yang kau tinggalkan itu malah di tempati oleh mereka yang tak tau apa yang dilakukannya,dan justru memperburuk segala kondisi bangsa. Buat para mahasiswa pejuang, yang udah terjun di dunia politik dari sekarang. Jangan terlalu berpatok kepada organisasi, inget kuliah mu, inget tujuanmu. Kalo emang nanti kau jadi pemimpin, jangan malah menjadi pemimpin yang tak tau apa apa. Misal , lu menteri Kehutanan dan demi penambahan pemasukan negara, lu malah memberikan arahan untuk mengembangbiakan hewan eksotis buat di jual,izin penebangan kayu,pertambangan secara intens, supaya untung lebih banyak  dan demi pembangunan bangsa. tujuan dari perintah lo bagus,cuman karna kurangnya ilmu dan pertimbangan,lo malah memperburuk kondisi bangsa, buat kedepannya dalam pemulihan Hutan yang rusak. Kau memberikan arahan dengan kurangnya ilmua, yang bisa jadi ilmu dan  teorinya  pernah lu pelajari,cuman lu ga tau,karna ga dateng ke kelas gara gara demo. Lucu kan? Tapi ini beneran terjadi di bangsa kita lo.....

Inti yang ingin gua sampaikan, buat para mahasiswa Kupu-kupu silahkan fokus dengan kuliah dan masa depan,tapi jangan lupakan sekitar. Karna sadar atau tidak,lu bisa berdiri di titik ini karna segala bantuan sekitar. Bukan karna sekedar cerdasnya otak lu,atau kuatnya koneksi lu. Andaikan lu emang berpikir seperti ini, maka rapuhlah bangsa kita karna pemudanya terpaku dengan kepercayaan diri berlebih. Para mahasiswa Kura kura, jangan melupakan kuliah mu, karna pertempuranmu yang sesungguhnya bukan di sini tapi nanti di bangku pemerintahan, dan perisapan ilmu dan dasar yang baik selain  pengalaman juga di butuhkan.

So , akan kah kalimat Mahasiswa? Sang agen perubahan(?/!) hanya akan terus menjadi pertanyaan? Atau sebuah tanda seru,awal sebuah kesadaran da pergerakan !



Choose wisely

nb : Topik ini berawal dari sebuah pembicaraan warung kopi dengan seorang tutor,guru kawan, apapun istilah yang baik untuk beliau. Pembicaraan dengan kang @rifkygusti seperti biasa membahas sesuatu yang ringan ,tentang hal hal remeh yang terjadi. Namun arah pembicaraan berubah manakala kami mahasiswa mulai berkeluh kesah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bercerita Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.