Our Blog

"GOD"stein "Log"stein


                 Hari- hari yang kelam itu belum berakhir,mereka terus menghantui layaknya tugas tugas yang di berikan para dosen. Entah apa yang membuat ini semua kelam,tapi tentu lebih condong karna cobaan atau rintangan yang tak dapat kita selesaikan hingga akhirnya menjadi masalah yang berkepanjangan .tapi kapan hidup tidak menghadapi masalah?lari kemanapun kamu, berlindung kepada siapapun kamu,kamu  tak kan bisa mengelak dari itu semua. Hanya tinggal bagaimana kita manusia menyikapi dan merubah itu semua menjadi ladang permainan. Penulis pun sangat berharap bisa berpikir seperti itu,namun sayangnya hal ini tak semudah berbicara dan menyampaikan ini semua kepada seluruh orang di dunia.

                 Setiap orang memiliki kapasitasnya masing masing dalam menghadapi masalah,ada yang ketika ia ditipu oleh orang yang di percaya dapat begitu kuat bertahan,namun ada yang hanya karna ditinggal ke surga duluan oleh hewan piaraan bisa galau setengah hidup. Oleh karna itu dari kecil hingga dimana posisi kita sekarang kapasitas kemampuan dalam menghadapi masalah dapat terus bertambah. Kadang memang kita butuh apa yang kita sebut denga pelarian. Bagi orang orang yang memiliki Iman yang kuat tentu ia akan kembali berpaling kepada Tuhan yang Mahakuasa, salah satu cara yang paling efektif dalam menghilangkan perasaan tidak nyaman. Namun inilah yang sempat gua alami beberapa minggu lalu,mungkin gua yang tak merasakan yang Mahakuasa. Gua menyebut ini Godstein ikutan nyolong kata dari Abstein(padahal ini maknanya jauh beda,Yang penting keren). Kembali tersadar oleh setumpuk cobaan yang menghadang,gua kembali kepada ia karna kalimat dari seorang guru spiritual.

               Aku di posisi itu terduduk,Emosi marah dan satu yang pasti aku salahkan, Dirinya. Ya yang Mahapengasih aku salahkan,sebuah kegoblokan diri yang sangat ku sesali sekarang. Sang guru yang melihat aku yang laknat melaknati sang Mahapengasih hanya dapat berucap
 “mungkin Allah rindu sama kamu,kamu malah berjalan membelakangi Nya,Ia sudah memanggil mu,menepuk mu,namun kau tetap acuh. Hingga akhirnya Ia pun melemparkan kerikil kerikil kecil yang makin lama makin besar,hingga akhirnya kau mau melihatnya,namun kau melihatnya dengan amarah dan tatapan kebencian, karna kau tak sadar atas kondisimu”

                Disini gua yang sedang emosi dan marah hanya dapat tertunduk malu dan menyesal atas sikap selama ini,betapa gobloknya ya gua?begitu indahnya Ia menyayangi dan mencintaimu namun kau pun acuh dan menciptakan istilah Godstein. Sayangnya cinta kasih itu tak dapat ku pandang selalu dengan kacamata yang positif. Setelah kembali pun,ternyata hal hal Goblok itu hadir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik dan besar. Inilah yang sekarang menjadi pertanyaan? Sekarang memang gua mencoba menjalani semuanya dengan sisi yang lebih agamis,namun ketenangan yang di cari itu belum dapat di rasakan
Pertanyaan pertanyaan liar yang semakin lama semakin ingin minta di jawab tak dapat gua layani,dan inilah pertanyaan yang mengapa tidak dapat di sambungkan dengan logika ku sekarang. Rokok ,sebuah barang yang dianggap hina dan lakna oleh sebagian orang dan pula benda yang sangat di idolakan,hingga ia tak dapat hidup tanpa Rokok ini. Apa yang salah dengan benda ini hingga sering menjadi perseteruan dunia dibahas dimana mana. Satu yang pasti yang tak dapat gua elakkan adalah pendapat mereka dan pendapat gua yang bertentangan dalam hal ini.

                Aneh ,mereka berkata rokok itu itu merusak paru paru mu,menyesakkan nafas mu. Namun kenapa apa yang gua rasakan berbeda ya? Setiap hembusan asap yang ku hembuskan bersama nafas,entah kenapa kondisi dada yang awalnya sesak dapat sedikit dan terus berkurang sepanjang batang itu terbakar. Apa yang salah?kata mereka Rokok itu menyesakkan? Namun kenapa malah meringankan sesak yang sejak awal ada di sini? Kondisi yang tak dapat ku baca dan kupahami sesungguhnya?atau malah Godstein,kondisi di mana tuhan tak ada atau Logstein,kondisi dimana logika mu yang tak ada karna keberadaan tuhan.

Semua terus berbentuk Teka-teki, layak kah kamu berlaku seperti ini? 
Apakah pelarianmu? Apa aturan prinsip hidupmu?
Semua kembali menjadi pertanyaan?  

hanya satu dariku 
Hargai dan sayangi orang yang mengasihimu,apalagi Tuhan yang selalu ada di dekatmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bercerita Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.