Hari- hari yang kelam itu belum
berakhir,mereka terus menghantui layaknya tugas tugas yang di berikan para
dosen. Entah apa yang membuat ini semua kelam,tapi tentu lebih condong karna
cobaan atau rintangan yang tak dapat kita selesaikan hingga akhirnya menjadi
masalah yang berkepanjangan .tapi kapan hidup tidak menghadapi
masalah?lari kemanapun kamu, berlindung kepada siapapun kamu,kamu tak kan bisa mengelak dari itu semua. Hanya
tinggal bagaimana kita manusia menyikapi dan merubah itu semua menjadi ladang
permainan. Penulis pun sangat berharap bisa berpikir seperti itu,namun sayangnya
hal ini tak semudah berbicara dan menyampaikan ini semua kepada seluruh orang
di dunia.
Setiap orang memiliki kapasitasnya masing
masing dalam menghadapi masalah,ada yang ketika ia ditipu oleh orang yang di
percaya dapat begitu kuat bertahan,namun ada yang hanya karna ditinggal ke
surga duluan oleh hewan piaraan bisa galau setengah hidup. Oleh karna itu dari
kecil hingga dimana posisi kita sekarang kapasitas kemampuan dalam menghadapi
masalah dapat terus bertambah. Kadang memang kita butuh apa yang kita sebut
denga pelarian. Bagi orang orang yang memiliki Iman yang kuat tentu ia akan
kembali berpaling kepada Tuhan yang Mahakuasa, salah satu cara yang paling
efektif dalam menghilangkan perasaan tidak nyaman. Namun inilah yang sempat gua
alami beberapa minggu lalu,mungkin gua yang tak merasakan yang Mahakuasa. Gua
menyebut ini Godstein ikutan nyolong kata dari Abstein(padahal ini maknanya
jauh beda,Yang penting keren). Kembali tersadar oleh setumpuk cobaan yang
menghadang,gua kembali kepada ia karna kalimat dari seorang guru spiritual.
Aku di posisi itu terduduk,Emosi marah dan
satu yang pasti aku salahkan, Dirinya. Ya yang Mahapengasih aku salahkan,sebuah
kegoblokan diri yang sangat ku sesali sekarang. Sang guru yang melihat aku yang
laknat melaknati sang Mahapengasih hanya dapat berucap
“mungkin Allah rindu sama kamu,kamu malah
berjalan membelakangi Nya,Ia sudah memanggil mu,menepuk mu,namun kau tetap acuh.
Hingga akhirnya Ia pun melemparkan kerikil kerikil kecil yang makin lama makin
besar,hingga akhirnya kau mau melihatnya,namun kau melihatnya dengan amarah
dan tatapan kebencian, karna kau tak sadar atas kondisimu”
Disini gua yang sedang emosi dan marah hanya
dapat tertunduk malu dan menyesal atas sikap selama ini,betapa gobloknya ya
gua?begitu indahnya Ia menyayangi dan mencintaimu namun kau pun acuh dan
menciptakan istilah Godstein. Sayangnya cinta kasih itu tak dapat ku pandang
selalu dengan kacamata yang positif. Setelah kembali pun,ternyata hal hal
Goblok itu hadir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik dan besar.
Inilah yang sekarang menjadi pertanyaan? Sekarang memang gua mencoba menjalani
semuanya dengan sisi yang lebih agamis,namun ketenangan yang di cari itu belum
dapat di rasakan
Pertanyaan pertanyaan liar yang semakin lama
semakin ingin minta di jawab tak dapat gua layani,dan inilah pertanyaan yang
mengapa tidak dapat di sambungkan dengan logika ku sekarang. Rokok ,sebuah
barang yang dianggap hina dan lakna oleh sebagian orang dan pula benda yang
sangat di idolakan,hingga ia tak dapat hidup tanpa Rokok ini. Apa yang salah dengan
benda ini hingga sering menjadi perseteruan dunia dibahas dimana mana. Satu
yang pasti yang tak dapat gua elakkan adalah pendapat mereka dan pendapat gua
yang bertentangan dalam hal ini.
Aneh ,mereka berkata rokok itu itu merusak
paru paru mu,menyesakkan nafas mu. Namun kenapa apa yang gua rasakan berbeda
ya? Setiap hembusan asap yang ku hembuskan bersama nafas,entah kenapa kondisi
dada yang awalnya sesak dapat sedikit dan terus berkurang sepanjang batang itu
terbakar. Apa yang salah?kata mereka Rokok itu menyesakkan? Namun kenapa malah
meringankan sesak yang sejak awal ada di sini? Kondisi yang tak dapat ku
baca dan kupahami sesungguhnya?atau malah Godstein,kondisi di mana tuhan tak ada
atau Logstein,kondisi dimana logika mu yang tak ada karna keberadaan tuhan.
Semua terus berbentuk Teka-teki, layak kah kamu berlaku seperti ini?
Apakah pelarianmu? Apa aturan prinsip hidupmu?
Semua kembali menjadi pertanyaan?
hanya satu dariku
Hargai dan sayangi orang yang mengasihimu,apalagi Tuhan yang selalu ada di dekatmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar